"On-chain" dan "In-chain": Interkoneksi antara dua jenis pasar keuangan
Dalam sebuah konferensi industri blockchain yang diadakan baru-baru ini, seorang ahli di bidang tersebut memberikan pidato tentang tema "on-chain" dan "in-chain". Berikut adalah ringkasan dari isi pidato tersebut:
Selama sepuluh tahun terakhir, perkembangan teknologi blockchain sebenarnya sedang membangun sistem pasar keuangan baru—pasar keuangan kripto. Pasar ini memiliki perbedaan mendasar dengan pasar keuangan tradisional: ia menggunakan buku besar terdistribusi, dengan cryptocurrency sebagai satuan pencatatan, bukan model pencatatan mata uang fiat tradisional.
Seiring berjalannya waktu, kedua sistem pasar ini secara bertahap menunjukkan tren keterhubungan. Diperkirakan pada tahun 2025, keterhubungan ini akan terwujud melalui beberapa cara berikut:
Stablecoin: Diperkirakan bahwa pada tahun 2024, volume perdagangan dapat mencapai 60 triliun dolar AS, yang merupakan saluran utama untuk menghubungkan mata uang fiat dan cryptocurrency.
ETF: Mensekuritaskan aset digital di blockchain, memudahkan investor tradisional untuk berinvestasi di aset kripto tanpa harus mengelola kunci pribadi.
RWA (tokenisasi aset dunia nyata): Menggunakan teknologi seperti oracle untuk mengalirkan dan men-tokenisasi aset tradisional.
STO (Security Token Offering): Di masa depan, mungkin kita akan melihat lebih banyak perusahaan Web3 yang melakukan penggalangan dana dan listing secara langsung melalui bentuk token.
Lembaga Keuangan Berlisensi: Sebagai saluran penting untuk konektivitas antara dua pasar.
Dalam membahas "on-chain" dan "in-chain", pembicara menunjuk bahwa aset memiliki dua status: yang pertama adalah mendaftarkan data aset dunia nyata di buku besar terdistribusi untuk memperoleh likuiditas global; yang kedua adalah aset digital asli, seperti Bitcoin, yang sudah ada di blockchain.
Ada tiga cara utama untuk "on-chain":
Data di blockchain: Memindahkan data dunia Web2 ke blockchain melalui oracle.
Perangkat keras di blockchain: seperti jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN).
Aset di blockchain: yaitu keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang melakukan tokenisasi aset keuangan dunia nyata.
Teknologi buku besar terdistribusi (DLT) beroperasi di dua tingkat: pertama, meningkatkan manfaat marginal dari model bisnis yang sudah ada, seperti mengurangi biaya pembayaran lintas batas; kedua, sebagai mekanisme keseluruhan, menginovasi model bisnis, seperti Bitcoin.
Dalam sistem DLT, token tidak hanya merupakan izin penggunaan, tetapi juga telah berevolusi menjadi kelas aset keuangan baru - aset kripto. Aset ini didasarkan pada kriptografi, blockchain, dan dompet digital yang dikelola sendiri.
Dengan saling terhubungnya dua jenis pasar keuangan, muncul kebutuhan kepatuhan baru untuk DLT, termasuk KYC (Kenali Pelanggan Anda), AML (Anti Pencucian Uang), dan CFT (Pencegahan Pendanaan Terorisme). Oleh karena itu, memiliki lisensi, mematuhi peraturan, dan diawasi akan menjadi semakin penting di masa depan.
Pembicara akhirnya menekankan, apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna adalah aplikasi berbasis teknologi blockchain dan aset baru, bukan teknologi itu sendiri. Aset digital yang muncul ini diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan aset pengguna.
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
12 Suka
Hadiah
12
6
Bagikan
Komentar
0/400
SellTheBounce
· 8jam yang lalu
bull run peramal karakter Semua jebakan turun lagi untuk menambah
Lihat AsliBalas0
HackerWhoCares
· 8jam yang lalu
Desentralisasi才是真的自由
Lihat AsliBalas0
ContractHunter
· 8jam yang lalu
Enam triliun? Lalu tunggu apa lagi?
Lihat AsliBalas0
DefiOldTrickster
· 8jam yang lalu
jebakan stablecoin APY bisa mendapatkan enam puluh triliun? Suckers tua tidak percaya pada hal ini
Menghubungkan ke blockchain dan di blockchain: Lima cara untuk interkoneksi dua pasar keuangan utama sebelum 2025
"On-chain" dan "In-chain": Interkoneksi antara dua jenis pasar keuangan
Dalam sebuah konferensi industri blockchain yang diadakan baru-baru ini, seorang ahli di bidang tersebut memberikan pidato tentang tema "on-chain" dan "in-chain". Berikut adalah ringkasan dari isi pidato tersebut:
Selama sepuluh tahun terakhir, perkembangan teknologi blockchain sebenarnya sedang membangun sistem pasar keuangan baru—pasar keuangan kripto. Pasar ini memiliki perbedaan mendasar dengan pasar keuangan tradisional: ia menggunakan buku besar terdistribusi, dengan cryptocurrency sebagai satuan pencatatan, bukan model pencatatan mata uang fiat tradisional.
Seiring berjalannya waktu, kedua sistem pasar ini secara bertahap menunjukkan tren keterhubungan. Diperkirakan pada tahun 2025, keterhubungan ini akan terwujud melalui beberapa cara berikut:
Stablecoin: Diperkirakan bahwa pada tahun 2024, volume perdagangan dapat mencapai 60 triliun dolar AS, yang merupakan saluran utama untuk menghubungkan mata uang fiat dan cryptocurrency.
ETF: Mensekuritaskan aset digital di blockchain, memudahkan investor tradisional untuk berinvestasi di aset kripto tanpa harus mengelola kunci pribadi.
RWA (tokenisasi aset dunia nyata): Menggunakan teknologi seperti oracle untuk mengalirkan dan men-tokenisasi aset tradisional.
STO (Security Token Offering): Di masa depan, mungkin kita akan melihat lebih banyak perusahaan Web3 yang melakukan penggalangan dana dan listing secara langsung melalui bentuk token.
Lembaga Keuangan Berlisensi: Sebagai saluran penting untuk konektivitas antara dua pasar.
Dalam membahas "on-chain" dan "in-chain", pembicara menunjuk bahwa aset memiliki dua status: yang pertama adalah mendaftarkan data aset dunia nyata di buku besar terdistribusi untuk memperoleh likuiditas global; yang kedua adalah aset digital asli, seperti Bitcoin, yang sudah ada di blockchain.
Ada tiga cara utama untuk "on-chain":
Teknologi buku besar terdistribusi (DLT) beroperasi di dua tingkat: pertama, meningkatkan manfaat marginal dari model bisnis yang sudah ada, seperti mengurangi biaya pembayaran lintas batas; kedua, sebagai mekanisme keseluruhan, menginovasi model bisnis, seperti Bitcoin.
Dalam sistem DLT, token tidak hanya merupakan izin penggunaan, tetapi juga telah berevolusi menjadi kelas aset keuangan baru - aset kripto. Aset ini didasarkan pada kriptografi, blockchain, dan dompet digital yang dikelola sendiri.
Dengan saling terhubungnya dua jenis pasar keuangan, muncul kebutuhan kepatuhan baru untuk DLT, termasuk KYC (Kenali Pelanggan Anda), AML (Anti Pencucian Uang), dan CFT (Pencegahan Pendanaan Terorisme). Oleh karena itu, memiliki lisensi, mematuhi peraturan, dan diawasi akan menjadi semakin penting di masa depan.
Pembicara akhirnya menekankan, apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna adalah aplikasi berbasis teknologi blockchain dan aset baru, bukan teknologi itu sendiri. Aset digital yang muncul ini diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan aset pengguna.